Beranda | Artikel
Pentingnya Mendapatkan Takbiratul Ihram Bersama Imam
Rabu, 19 September 2018

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Pentingnya Mendapatkan Takbiratul Ihram Bersama Imam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab Ta’dhim Ash Shalah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr. Pembahasan ini juga disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 6 Muharram 1440 H / 16 September 2018 M.

Status Program Kajian Kitab Ta’dhim Ash Shalah

Status program Kajian Ta’dhim Ash Shalah: telah selesai.

Download juga kajian sebelumnya: Bahaya Menyianyiakan Shalat

Kajian Tentang Pentingnya Mendapatkan Takbiratul Ihram Bersama Imam – Kitab Ta’dhim Ash Shalah

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِى جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ

Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah selama empat puluh hari secara berjamaah, ia tidak luput dari takbiratul ihram bersama imam, maka ia akan dicatat terbebas dari dua hal yaitu terbebas dari siksa neraka dan terbebas dari kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, no. 241. Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2652)

Hadits yang mulia ini adalah hadits yang menjelaskan tentang besarnya keutamaan dan agungnya pahala yang akan didapatkan orang yang senantiasa menjaga takbiaratul ihram. Yaitu shalat dari awal pertama kali dilaksanakan. Dan orang yang selalu memperhatikan untuk tidak terlambat shalat berjama’ah adalah orang yang sangat mulia. Namun bukanlah yang dimaksud 40 hari disini sekedar 40 hari begitu saja kemudian setelah itu dia tinggalkan shalat berjama’ah. Akan tetapi yang dimaksud adalah agar seseorang senantiasa terus-menerus melaksanakan shalat secara berjama’ah dan berusaha untuk mendapatkan takbiratul ihram. Karena orang yang telah merasakan lezatnya ibadah dan merasakan manisnya shalat berjama’ah, maka dia akan mudah melaksanakan hal tersebut lalu dia akan konsisten dalam melaksanakannya.

Empat puluh hari adalah waktu dimana manusia berpindah dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ،

Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan bahwa mendapatkan takbir pertama bersama imam adalah perkara sunnah muakad (sunnah yang sangat ditegaskan). Kemudian sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa dia akan mendapatkan keselamatan dari api neraka artinya dia tidak akan diadzab di neraka. Sedangkan sabda tentang keselamatan dari kemunafikan adalah keselamatan baik itu didunia dengan melaksanakan amalan orang munafik, juga diakhirat dia akan selamat dari adzabnya orang munafik.

Para salafush shalih adalah orang-orang yang sangat patut dicontoh dalam perhatian mereka untuk mendapatkan takbiratul ihram. Di antara contoh-contoh tersebut yaitu perkataan Waqi’ ibnul Jarrah rahimahullah, beliau mengatakan bahwasannya dahulu Al-A’mash hampir selama tujuh puluh tahun tidak pernah ketinggalan takbir yang pertama.

Kemudian dari Mathar Al Waraq rahimahullahu ta’ala, bahwasannya dahulu Tabi’in, ketika mereka di pasar untuk jual beli dan mereka mendengar adzan, maka ketika mereka sedang menimbang, dia tidak jadi menimbang dan segera berangkat menuju shalat. Ibrahim At-Taimi berkata, “Jika engkau melihat orang yang meremehkan perkara takbir pertama maka jauhilah dia.”

Tentu perhatian para salafush shalih terhadap takbiratul ihram ini menunjukkan pengagungan mereka terhadap shalat. Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata bahwa di antara bentuk memuliakan shalat adalah dengan mendatanginya sebelum iqamah.

Dan di antara wasiat yang sangat bermanfaat untuk para penuntut ilmu adalah wasiat yang disebutkan oleh Abu Hanifah kepada muridnya Abu Yusuf rahimahumullah, “Jika adzan telah dikumandangkan maka bersiap-siaplah untuk masuk kedalam masjid agar engkau tidak didahului oleh orang awam.”

Para ulama menyebutkan bahwasanya tidak mengapa jika seseorang ingin mendapatkan takbir pertama untuk cepat-cepat mendatangi shalat selama tidak berlari kencang. Karena dalam hadits disebutkan bahwasanya para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika mereka takut ketinggalan takbir yang pertama mereka segera cepat-cepat masuk ke masjid untuk mendapatkan takbir pertama tersebut.

Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Pentingnya Mendapatkan Takbiratul Ihram Bersama Imam – Kitab Ta’dhim Ash Shalah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44688-pentingnya-mendapatkan-takbiratul-ihram/